Assalamualaikum wr. Wb
Selamat Pagi, Siang, Sore dan Malam.
Salam sejahtera untuk kita
semua.
Di minggu ini saya akan memposting
tentang Perekonomian Indonesia. Secara khususnya atau detailnya akan saya
posting disini. Seperti yang kita tahu bahwa adanya tranksaksi bisa terjadi
jika ada beberapa faktor dan alat. Nah, alat transkasi itu bisa berupa uang
atau barang yang bernilai yang bisa dijadikan nilai tukar. Nah sebelumnya saya
menjelaskan tentang peredaran uang di Indonesia. Lebih bagusnya jika kita tahu
apa itu pengertian uang. Uang adalah suatu alat untuk melakukan tukar-menukar dan
juga untuk melaksanakan kegiatan ekonomi lainnya. Untuk melaksanakan
kegiatan ekonomi yang meliputi konsumsi, distribusi, dan produksi diperlukan
suatu benda atau alat yang berfungsi untuk mengukur, menukarkan, dan sekaligus
melakukan pembayaran dalam pembelian barang dan jasa.
Uang digunakan oleh konsumen
untuk membeli barang dan jasa yang diperlukan. Dalam distribusi uang diperlukan
untuk membeli barang guna dijual kembali. Bagi produsen, uang diperlukan untuk
membeli bahan-bahan baku yang kemudian diolah menjadi barang siap pakai yang
dijual kepada masyarakat. Berikut ini
macam-macam definisi uang:
1.
Secara umum, uang adalah suatu alat yang diterima dan
dapat mempermudah proses tukar menukar.
2.
Menurut fungsinya, uang adalah suatu benda yang dapat
digunakan sebagai alat pembayaran.
3.
Menurut hukumnya, uang adalah benda yang ditetapkan
undang-undang sebagai alat pembayaran yang sah.
4.
Menurut nilainya, uang adalah satuan hitung yang dapat
digunakan untuk menyatakan nilai.
Dengan demikian, pengertian
uang adalah suatu benda yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran yang sah
dalam bermacam-macam transaksi pada daerah tertentu yang keberadaan serta
penggunaannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Di
dalam kehidupan masyarakat, jumlah uang yang beredar ditentukan oleh kebijakan
dari bank sentral untuk menambah atau mengurangi jumlah uang melalui kebijakan
moneter.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah uang yang beredar adalah:
1. Kebijakan Bank Sentral
berupa hak otonom dan kebijakan moneter (meliputi: politik diskonto, politik
pasar terbuka, politik cash ratio, politik kredit selektif) dalam mencetak dan
mengedarkan uang kartal.
2. Kebijakan pemerintah melalui
menteri keuangan untuk menambah peredaran uang dengan cara mencetak uang logam
dan uang kertas yang nominalnya kecil.
3. Bank umum dapat menciptakan
uang giral melalui pembelian saham dan surat berharga.
4. Tingkat pendapatan
masyarakat
5. Tingkat suku bunga bank
6. Selera konsumen terhadap
suatu barang (semakin tinggi selera konsumen terhadap suatu barang maka harga
barang tersebut akan terdorong naik, sehingga akan mendorong jumlah uang yang
beredar semakin banyak, demikian sebaliknya)
7. Harga barang
8. Kebijakan kredit dari
pemerintah
Dari beberapa faktor yang
mempengaruhi jumlah uang yang beredar di masyarakat, maka kita dapat melihat hal apa saja yang mempengaruhi permintaan
uang, yaitu:
1. besar kecilnya pembelanjaan
negara yang berkaitan dengan pendapatan nasional.
2. cepat lambatnya laju
peredaran uang
3. motif memiliki uang tunai,
J.M Keynes dalam teori liquidity preference: motif transaksi (transaction
motive), motif berjaga-jaga (precautionary motive), motif spekulasi
(speculative motive)
Bila ada hal yang mempengaruhi
permintaan uang, berarti ada hal yang
mempengaruhi penawaran uang juga, yaitu:
1. tinggi rendahnya tingkat
bunga
2. tingkat pendapatan masyarakat
3. jumlah penduduk
4. keadaan letak geografis
5. struktur ekonomi masyarakat
6. penguasaan iptek
7. globalisasi ekonomi
Kebijakan pemerintah terhadap jumlah uang yang beredar di masyarakat
dilakukan dengan cara:
1. pengendalian tingkat bunga
melalui politik diskonto.
2. menarik atau menambah jumlah
uang yang beredar melalui politik pasar terbuka dengan cara membeli atau
menjual surat-surat berharga.
SBI = Sertifikat Bank Indonesia
3. pemotongan nilai mata uang melalui
kebijakan sanering yang dilakukan bank sentral
4. melakukan
revaluasi/devaluasi.
Dari sisi politik kebijakan moneter dapat dibedakan atas:
1. Politik Uang Ketat (Tight
Money Policy)
* peningkatan suku bunga
(discount policy)
* penjualan SBI (open market
policy)
* peningkatan cadangan kas
(cash ratio)
* pengetatan pemberian kredit
2. Politik Uang Longgar ( Easy
Money Policy)
* penurunan tingkat suku bunga
* pembelian SBI
* penurunan cadangan kas
* pemberian kredit longgar
Itu merupakan bagaimana dan
faktor yang mempengaruhi peredaran uang di Indonesia. Ketika perderan uang
telah tersebar di Indonesia, bukan berarti kesejahteraan ekonomi bisa tercapai.
Justru akan timbul masalah ekonomi baru yakni Imflasi. Dimana kita ketahui
bahwa Inflasi sudah saya postingkan pd blog ini (Coba dilihat) untuk lebih
jelasnya bisa dibaca pada postingan saya sebelumnya. Sekarang bagaimana peran
pemerintah tentunya dalam menghadapi Inflasi yang timbul akibat peredaran uang.
Nah beberapa yang dilakukan pemerintah yakni dengan Kebijakan Moneter.
Tujuan akhir kebijakan moneter adalah menjaga dan memelihara kestabilan nilai rupiah yang salah satunya
tercermin dari tingkat inflasi yang rendah dan stabil. Untuk mencapai tujuan itu Bank Indonesia
menetapkan suku bunga kebijakan BI Rate sebagai instrumen kebijakan utama untuk
mempengaruhi aktivitas kegiatan perekonomian dengan tujuan akhir pencapaian
inflasi. Namun jalur atau
transmisi dari keputusan BI rate sampai dengan pencapaian sasaran inflasi
tersebut sangat kompleks dan memerlukan waktu (time lag).
Hal-hal yang dilakukan Bi bila terjadi INFLASI:
• Politik diskoto (Politik uang ketat): bank menaikkan suku bunga
sehingga jumlah uang yang beredar dapat dikurangi.Kebijakan diskonto dilakukan
dengan menaikkan tingkat bunga sehingga mengurangi keinginan badan-badan
pemberi kredit untuk mengeluarkan pinjaman guna memenuhi permintaan pinjaman
dari masyarakat. Akibatnya, jumlah kredit yang dikeluarkan oleh badan-badan
kredit akan berkurang, yang pada akhirnya mengurangi tekanan inflasi.
• Politik pasar terbuka: bank sentral menjual obligasi atau surat
berharga ke pasar modal untuk menyerap uang dari masyarakat dan dengan menjual
surat berharga bank sentral dapat menekan perkembangan jumlah uang beredar
sehingga jumlah uang beredar dapat dikurangi dan laju inflasi dapat lebih
rendah.Operasi pasar terbuka (open market operation), biasa disebut dengan
kebijakan uang ketat (tight money policy), dilakukan dengan menjual surat-surat
berharga, seperti obligasi negara, kepada masyarakat dan bank-bank. Akibatnya,
jumlah uang beredar di masyarakat dan pemberian kredit oleh badan-badan kredit
(bank) berkurang, yang pada akhirnya dapat mengurangi tekanan inflasi.
• Peningkatan cash ratio:Kebijakan persediaan kas artinya cadangan
yang diwajibkan oleh Bank Sentral kepada bank-bank umum yang besarnya
tergantung kepada keputusan dari bank sentral/pemerintah. Dengan jalan menaikan
perbandingan antara uang yang beredar dengan uang yang mengendap di dalam kas
mengakibatkan kemampuan bank untuk menciptakan kredit berkurang sehingga jumlah
uang yang beredar akan berkurang. Menaikkan cadangan uang kas yang ada di bank
sehingga jumlah uang bank yang dapat dipinjamkan kepada debitur/masyarakat
menjadi berkurang. Hal ini berarti dapat mengurangi jumlah uang yang beredar.
Ternyata ada banyak cara yang
pemerintah lakukan bila menghadapi situasi dan kondisi yang beragam. Nah tetapi
inflasi bukan hanya bisa terjadi dalam peredaran uang, bisa juga dari biaya
produksi. Dengan kenaikan biaya produksi pulalah yang menjadikan perekonomian
Indonesia tidak mengharapkan ini.
Inflasi yang terjadi jika
kecenderungan naiknya harga lebih diakibatkan karena naiknya biaya produksi,
seperti naiknya upah tenaga kerja, naiknya harga bahan baku dan penolong, dan
sejenisnya. Jika ini yang terjadi akibatnya adalah lebih buruk dari inflasi
yang disebabkan karena naiknya permintaan masyarakat
Adanya kenaikan biaya produksi
menyebabkan produsen untuk cenderung mengurangi produksinya,. Akibat dari
kejadian tersebut harga akan cenderung naik. Yang lebih buruk lagi, bahwa
kenaikkan dalam harga tersebut tadi masih diperparah dengan semakin sedikitnya
produksi,. Dengan demikian semakin banyak rakyat kecil yang semakin tidak dapat
menikmati komoditi tersebut. Dan akibat selanjutnya tentu akan lebih parah
lagi.
Inflasi juga bisa terjadi
karena adanya perubahan tingkat penawaran. Kelangkaan produksi dan/atau juga
termasuk adanya kelangkaan distribusi, walau permintaan secara umum tidak ada
perubahan yang meningkat secara signifikan. Adanya ketidak-lancaran aliran
distribusi ini atau berkurangnya produksi yang tersedia dari rata-rata
permintaan normal dapat memicu kenaikan harga sesuai dengan berlakunya hukum
permintaan-penawaran, atau juga karena terbentuknya posisi nilai keekonomian
yang baru terhadap produk tersebut akibat pola atau skala distribusi yang baru.
Berkurangnya produksi sendiri bisa terjadi akibat berbagai hal seperti adanya
masalah teknis di sumber produksi (pabrik, perkebunan, dll), bencana alam,
cuaca, atau kelangkaan bahan baku untuk menghasilkan produksi tsb, aksi
spekulasi (penimbunan), dll, sehingga memicu kelangkaan produksi yang terkait
tersebut di pasaran. Begitu juga hal yang sama dapat terjadi pada distribusi,
dimana dalam hal ini faktor infrastruktur memainkan peranan yang sangat
penting.
Dengan adanya masalah inflasi
itu kini kita beralih kepada perdagangan internasional. Dengan meningkatkan
perdagangan internasional akan menambah keuntungan pendapatan negara dr ekspor.
Perdagangan
internasional itu adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara
dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Penduduk yang
dimaksud dapat berupa antarperorangan (individu dengan individu), antara
individu denganpemerintah suatu negara atau pemerintah suatu negara dengan
pemerintah negara lain. Di banyak negara, perdagangan internasional
menjadi salah satu faktor utama untuk meningkatkan GDP. Meskipun perdagangan
internasional telah terjadi selama ribuan tahun (lihat Jalur Sutra, Amber
Road), dampaknya terhadap kepentingan ekonomi, sosial, dan politik baru
dirasakan beberapa abad belakangan. Perdagangan internasional pun turut
mendorong Industrialisasi, kemajuan transportasi, globalisasi, dan kehadiran
perusahaan multinasional.
Faktor Penyebab terjadinya perdagangan Internasional
1. Perbedaan dalam memproduksi
barang, satu negara tidak dapat memproduksi barang tertentu.
2. Negara tidak dapat
memproduksi barang sesuai dengan permintaan masyarakat. Kadang kala masyarakat
tidak menyukai barang yang diproduksi oleh negaranya sendiri. Misalnya saja
masyarakat Indonesia, mereka tidak puas memakai barang produksi dalam negeri. Masyarakat
Indonesia lebih menyukai memakai barang impor dari negara lainnya, misalnya
sepatu, tas, dan baju yang lebih bermerk.
3. Produksi dalam negeri yang
tidak seimbang dengan permintaan pasar. Persediaan barang dan permintaan pasar
disetiap negara yang tidak seimbang. (Liang, 1999)
Namun, ada beberapa faktor
lainnya yang menyebabkan timbulnya Perdagangan Internasional :
Perbedaan sumber daya alam yang dimiliki : Sumber
daya alam yang dimiliki masing-masing negara berbeda. Jarang sekali suatu
negara dapat memenuhi seluruh kebutuhannya dengan sumber daya alam yang
dimilikinya. Oleh karena itu masing-masing negara harus melakukan pertukaran.
Efisiensi (penghematan biaya produksi) : dengan
adanya perdagangan internasional suatu negara dapat memasarkan hasil
produksinya pada banyak negara. Negara tersebut berproduksi dalam jumlah besar
sehingga dapat menurunkan biaya produksi. Barang yang diproduksi dalam jumlah
besar akan lebih murah daripada barang yang diproduksi dalam jumlah kecil.
Tingkat teknologi yang digunakan : Beberapa negara yang telah
menggunakan teknologi lebih modern dapat memproduksi barang dengan harga lebih
murah daripada yang menggunakan teknologi sederhana. Sebagai conto indonesia
mengimpor mobil dari jepang karena jepang telah maju dalam teknologi pembuatan
mobil
Selera : Indonesia mengimpor buah apel dari Amerika Serikat
padahalbuah apel dapat dihasilkan di dalam negeri. Buah apel dari Amerika
Serikat menurut sebagian orang lebih mengundang selera dibandingkan buah apel
lokal.
Faktor yang juga berpengaruh
terhadap perdagangan internasional adalah faktor sosial, budaya, politik, dan
pertahanan keamanan (hankam).
Banyak faktor yang mendorong suatu negara melakukan perdagangan
internasional, di antaranya sebagai berikut :
·
Faktor Alam/ Potensi Alam
·
Untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa dalam negeri
·
Keinginan memperoleh keuntungan dan meningkatkan
pendapatan negara
·
Adanya perbedaan kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan
dan teknologi dalam mengolah sumber daya ekonomi
·
Adanya kelebihan produk dalam negeri sehingga perlu pasar
baru untuk menjual produk tersebut.
·
Adanya perbedaan keadaan seperti sumber daya alam, iklim,
tenaga kerja, budaya, dan jumlah penduduk yang menyebabkan adanya perbedaan
hasil produksi dan adanya keterbatasan produksi.
·
Adanya kesamaan selera terhadap suatu barang.
·
Keinginan membuka kerja sama, hubungan politik dan
dukungan dari negara lain.
·
Terjadinya era globalisasi sehingga tidak satu negara pun
di dunia dapat hidup sendiri.
Dari beberapa faktor kita jadi
paham bahwa perdagangan internasional tidak muncul begitu saja. Untuk itu sudah
sepatutnya pula kita sebagai warga negara yang baik mendukung perekonomian kita
agar bisa dikenal luas oleh Dunia Luar.
Mungkin cukup sekian yang bisa
saya posting untuk minggu ini. Untuk minggu selanjutnya InsyaAllah bila umur
panjang saya akan posting tentang materi dan info lainnya terima kasih. Wassalamualaikum
wr. Wb.
Referensi :
Crayonpedia. Faktor timbulnya perdagangan internasional.<http://www.crayonpedia.org/mw/Pengertian_dan_Faktor-Faktor_Yang_Menyebabkan_Timbulnya_Perdagangan_Internasional_9.1.>
11 Mei 2014
Jumlah uang yang beredar. <http://indonesiaindonesia.com/f/76215-jumlah-uang-beredar-and-faktor-faktor/.>
11 Mei 2014
Jurnal. Perdagangan internasional. <http://jurnal-sdm.blogspot.com/2012/02/perdagangan-international-definisi-ciri.html.>
11 Mei 2014
Wikipedia. Kebijakan Moneter.<http://id.wikipedia.org/wiki/Kebijakan_moneter.>
11 Mei 2014
Wikipedia. Inflasi. <http://id.wikipedia.org/wiki/Inflasi.>
11 Mei 2014
0 komentar:
Posting Komentar